HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar
Banner Ad Space

Trump Umumkan Tarif Dagang Baru, Pasar Saham Global Anjlok Drastis!


SuarakyatDalam pengumuman mendadak yang mengguncang dunia keuangan, mantan Presiden Donald Trump hari ini menyatakan rencananya untuk memberlakukan tarif dagang baru terhadap sejumlah negara mitra perdagangan utama Amerika Serikat. Langkah ini, yang disebut sebagai bagian dari agenda "America First" yang lebih agresif, langsung memicu gejolak di pasar saham global, dengan indeks utama di Wall Street, Eropa, dan Asia terjun bebas hingga lebih dari 5% hanya dalam hitungan jam.

Pengumuman Trump datang melalui konferensi pers di Mar-a-Lago, Florida, di mana ia menargetkan tarif hingga 25% pada impor barang elektronik dan otomotif dari China, serta produk pertanian dari Uni Eropa. "Kita harus melindungi pekerja Amerika dari persaingan tidak adil," tegas Trump, yang kini tengah mempersiapkan kampanye pemilu 2028. Ia menyalahkan kebijakan perdagangan bebas era sebelumnya sebagai penyebab hilangnya jutaan lapangan kerja di sektor manufaktur AS.

Reaksi pasar tak menunggu lama. Indeks Dow Jones di New York merosot tajam sebesar 1.200 poin pada pembukaan perdagangan, sementara Nasdaq dan S&P 500 juga ikut terpukul, mencatat penurunan terburuk sejak awal pandemi COVID-19. Di Asia, bursa Tokyo dan Shanghai tutup merah dengan kerugian hingga 6%, dipicu kekhawatiran rantai pasok global yang terganggu. "Ini seperti bom waktu yang meledak di tengah pemulihan ekonomi pasca-inflasi," kata seorang analis keuangan di London, yang memprediksi gelombang ketidakpastian akan berlanjut minggu depan.

Latar belakang keputusan ini tak lepas dari ketegangan perdagangan yang membara sejak masa kepemimpinan Trump sebelumnya. Pada 2018, tarif serupa pernah diberlakukan dan memicu perang dagang dengan China, yang akhirnya berujung pada kesepakatan sementara. Kini, dengan ekonomi AS yang masih bergulat dengan inflasi tinggi dan defisit perdagangan mencapai rekor, Trump tampaknya ingin mengulang strategi itu untuk menggalang dukungan dari basis pemilihnya di Rust Belt.

Dampaknya tak hanya terasa di lantai bursa. Para ekonom memperingatkan bahwa tarif baru ini bisa menaikkan harga barang konsumen di AS, dari smartphone hingga mobil listrik, yang pada akhirnya membebani rumah tangga biasa. Di sisi lain, negara-negara terdampak seperti China dan Jerman telah bereaksi keras. Beijing menyebut langkah ini sebagai "proteksionisme yang merusak," sementara Uni Eropa mengancam balasan dengan tarif retaliasi pada produk AS seperti bourbon dan sepeda motor.

Meski demikian, pendukung Trump melihat ini sebagai langkah berani untuk merevitalisasi industri dalam negeri. "Akhirnya, seseorang berani melawan ketidakadilan global," ujar seorang pengusaha manufaktur di Ohio. Namun, kritik datang dari kalangan bisnis yang khawatir tentang biaya tambahan dan ketidakstabilan pasar.

Saat ini, Gedung Putih belum memberikan respons resmi, tapi sumber di Washington mengindikasikan bahwa Presiden saat ini tengah mempertimbangkan opsi diplomasi untuk meredam eskalasi. Apakah ini awal dari perang dagang baru atau sekadar gertakan politik? Yang jelas, dunia keuangan sedang menahan napas, menunggu langkah selanjutnya dari tokoh kontroversial ini. Pantau terus perkembangannya, karena satu pengumuman bisa mengubah arah ekonomi global.

Posting Komentar
Tutup Iklan
Floating Ad Space